14 Juni 2013

Olah Bola Ala Joga Bonito

tim selecao brasil
Tanpa mengandalkan joga bonito, Selecao tetap berpotensi meraih prestasi.

Jelang Piala Konfederasi 2013, keraguan menyelimuti tim tuan rumah Brasil. Pasalnya selain meraih hasil kurang memuaskan dalam beberapa laga uji coba terakhir, Tim Samba juga belum menunjukkan permainan seperti yang diharapkan kebanyakan publik sepak bola negeri ini.

Dalam enam laga terakhir, Brasil hanya memetik dua kemenangan. Itu diraih saat menjamu Bolivia, salah satu tim terlemah di Amerika Selatan, serta raksasa Eropa yang tengah menurun, Prancis. Sisa empat laga lainnya berakhir imbang. Hasil seri tersebut dperoleh saat menghadapi Italia yang berkesudahan 2-2, Rusia 1-1, Cile 2-2 dan Inggris 2-2.

Selain itu harapan publik sepek bola Brasil menyaksikan timnya sendiri bermain cantik pun belum terwujud. Di bawah pelatih Luiz Felipe Scolari, tak tampak gaya permainan khas Brasil yang dikenal dengan joga bonito. Padahal di Brasil bermain cantik sama pentingnya dengan meraih kemenangan dan trofi juara.

"Brasil terlihat seperti kumpulan pemain yang berlari ke sana ke mari tanpa arah. Ini gila. Mereka memang menunjukkan kemauan, tapi terlalu banyak berlari. Tim ini memandang kolektivitas sebagai hal penting. Tak ada tempat bagi pemain dengan kemampuan istimewa. Tapi, Selecao tanpa gaya tentu mengherankan," kritik Rivelino, anggota Selecao kala menjuarai Piala Dunia 1970 Meksiko.

Menghilangnya gaya permainan indah Brasil di bawah penanganan Scolari sebenarnya bukan hal yang aneh. Pelatih berusia 64 tahun itu memang bukan penganut filosofi joga bonito. Dia lebih mengutamakan disiplin dan kolektivitas sebagai kunci permainan utamanya.

Di satu sisi, ini membuat permainan timnas Brasil menjadi kurang menghibur. Tapi cara ini terbukti ampuh untuk mendatangkan prestas. Di perhelatan Piala Dunia 2002, Scolari sanggup membawa tim Samba tampil sebagai juara sekaligus membungkam kritik yang sempat menerjangnya.

Sama seperti kala itu, kini pun satu-satunya cara untuk membungkam kritik adalah meraih trofi Piala Konfederasi . Gelar ajang ini akan membuat publik Brasil  percaya terhadap kemampuan sang pelatih dan timnasnya. Selain itu, kepercayaan diri pemain untuk menghadapi Piala Dunia tahun depan  semakin meningkat.

"Kami (pemain) adalah orang-orang yang paling menyadari pentingnya kemenangan untuk Brasil. Kami tidak bisa terus meraih hasil imbang dan bermain bagus tanpa meraih hasil optimal. Kini, yang kami butuhkan hanya menang agar semua bisa menjadi sempurna," ujar defender Daniel Alves.

Kutukan Juara

Pencapaian di Piala Konfederasi akan menjadi tolok ukur bagi timnas Brasil di Piala Dunia. Pasalnya, Tim Samba akan menghadapi lawan-lawan keras di babak penyisihan Grup A seperti Jepang, Italia, dan Meksiko. Jadi untuk sekadar meraih satu tiket ke semifinal bukan perkara gampang.

"Hasil undian menarik. Tim-tim di grup kami sangat seimbang. Ini akan menjadi kesempatan bagus untuk melihat potensi kami saat menghadapi lawan-lawan tersebut," ujar Scolari.

Untuk bisa lolos dari hadangan tim-tim tersebut, pelatih yang kerap disapa Felipao itu meminta pemainnya untuk selalu tampil sempurna. Menurutnya, "Grup ini tidak memberi kami kesempatan untuk membuat kesalahan. Menghadapi tim sekelas Italia, Meksiko dan Jepang merupakan ujian bagus.Tapi bagi kami, Piala Konfederasi tidak lebih dari sebuah ajang percobaan."

Ini menunjukkan bahwa target utama Scolari bukanlah Piala Konfederasi. Sebab dari segi gengsi, trofi Piala Dunia jauh lebih besar. Piala Konfederasi selama ini dipandang sebelah mata oleh banyak tim. Ada beberapa yang bahkan menolak tampil di sana: apalagi fakta membuktikan bahwa bagi Brasil keberhasilan meraih gelar juara Piala Konfederasi tidak selalu berujung kesuksesan di Piala Dunia.

Toh, meski hanya sasaran antar, anak-anak asuh Felipao tetap tak bisa memandang sebelah mata ajang ini. Bagaimanapun  akan lebih baik melangkah ke Piala Dunia dengan predikat juara Piala Konfederasi. Selain membuat para pemain dan publik lebih optimis, itu juga akan membuat para lawan menjadi lebih takut kala menghadapi mereka.

Sebaliknya, kegagalan di Piala Konfederasi tentu bisa berdampak buruk saat menjalani Piala Dunia karena tim-tim lain jadi punya kepercayaan diri lebih tinggi bila menghadapi mereka. Apalagi kalau Piala Konfederasi ini Selecao tak mendulang kemenangan mengesankan.

BRASIL

Status: Tuan rumah Piala Dunia 2014
Kepastian lolos: 30 Oktober 2007
Tampil: 1997, 1999, 2001, 2003, 2005, 2009
Rekor: 18 menang, 5 seri, 5 kalah
Prestasi terbaik: Juara (1997, 2005, 2009)

0 comments:

Posting Komentar

 

Subscribe to our Newsletter

Contact our Support

Email us: antoniachekov@gmail.com

Our Team Memebers